Wednesday, December 18, 2019

menari ada salah satu patient ku dari kecil
sudah beberapa tarian baik dari nusantara maupun mancanegara, tetapi semua itu bukan membuat saya ingin menekuni bidang tersebut lebih mendalam tetapi hanya sekedar hooby dan pengisi waktu luang.
jadi readers apa hooby kalian?????
Excuse me, hello my reader .....
let me introduce my self :)
my name apri prihastuti oktarina dewi and I came from Demak, Jawatengah in Indonesian Countries. in there my age is 22 old. I studied on health polythecnic of semarang (poltekkes semarang)on dental therapyst
itu sedikit perkenalan dari saya readers
Seputar Balai Kesehatan Lanal Cilacap


Balai Kesehatan Lanal Cilacap adalah klinik pratama yang dibawahi Oleh Lnal cilacap yang terintregasi langsung dengan Lantamal V surabaya.

Lanal cilacap memiliki beberapa poli pemeriksaan diantaranya :

1. Poli Umum

2. Poli Gigi

3. Poli KIA
4. Fisioterapi
5. Apotek
Pada poli gigi Balai Kesehatan Lanal Cilacap memiliki 2 dental unite yang setiap harinya digunakan umntuk menangani pasien baik dari anggota TNI AL maupun umum/BPJS. pelayanan klinik sudah memadai dengan adanya 1 dokter dan 2 perawat gigi.


PERBAIKAN BPJS KESEHATAN

BPJS Kesehatan dan Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) berkomitmen untuk meningkatkan mutu layanan rumah sakit mitra BPJS seiring kenaikan iuran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) per 1 Januari 2020 mendatang.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris, mengatakan pada Selasa (19/11/2019), peningkatan kualitas layanan rumah sakit terutama pada tiga hal yaitu sistem antrean, transparansi ketersediaan tempat tidur rawat inap, dan layanan hemodialisa atau cuci darah untuk pasien penyakit ginjal dengan menggunakan sidik jari.
Ketiga hal tersebut merupakan keluhan peserta JKN-KIS yang sering disampaikan melalui layanan Suara Customer (pelanggan). Selain itu, ada juga keluhan mengenai urun biaya, diskriminasi pelayanan, pembatasan kuota dokter, dan dokter yang terlambat.


KARIES GIGI

Sebenarnya karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang menyebabkan timbulnya kerusakan jaringan pada permukaan gigi yang kemudian menjalar ke bagian pulpa. Kondisi ini terjadi di mana ada proses demineralisasi dan remineralisasi pada gigi. Proses ini mengubah mineral pada gigi akibat adanya asam hasil produksi bakteri di mulut, yang kemudian berusaha dinetralkan oleh air ludah. Bakteri yang terlibat selama proses pembentukan karies gigi ini adalah bariogenik. Bakteri kariogenik memiliki ciri-ciri dapat mendistribusi gula menjadi bentuk asam dan dapat berkembang pada pH asam di mulut.

Perubahan mineral pada gigi ini menyebabkan rusaknya enamel gigi, lalu dentin, hingga pada akhirnya menyebabkan gigi berlubang. Karies gigi tergolong penyakit kronis karena terjadi dalam waktu yang panjang dan perjalanan dari kondisi awal hingga menyebabkan kerusakan tergolong lama. Jika dibiarkan makin lama, kerusakan gigi secara struktural tidak lagi dapat dihindari.

Tuesday, November 19, 2019

cpitn


1.      Jaringan Periodontal
Jaringan periodontal mempunyai empat komponen yaitu gingiva, tulang alveolar, ligamen periodontal,dan sementum. Fungsi utama periodonsium adalah untuk melekatkan gigi pada jaringan tulang rahang dan untuk mempertahankan integritas permukaan mukosa mastikatori dalam rongga mulut (Manson JD, Eley BM. 1993)
(W.H, itjiningsih, 1995)  
Gambar 2.1 Jaringan Periodontal

a.       Gingiva
Gingiva adalah bagian dari mukosa oral yang mengelilingi bawah gigi dan prosesus alveolaris, yang meluas dari margin gingiva ke muco-gingiva junction dimana ini menyambung mukosa alveolar yang lebih bebas. Dalam keadaan sehat gingiva berwarna merah mudah, kokoh, bertepi tajam dan berlekuk – lekuk mengikuti bentuk kontur gigi. (Manson JD, Eley BM. 1993).
Gingiva merupakan bagian dari jaringan pendukung gigi dan membentuk hubungan dengan gigi yang meliputi marginal gingiva, attached gingiva dan interdental gingiva. (Carranza FA, etc. 2006)
b.      Tulang Alveolar
Tulang alveolar adalah bagian tulang rahang yang menopang gigi-geligi. Tulang ini sebagian bergantung pada gigi dan setelah tanggalnya gigi akan terjadi resorpsi tulang. Prosessus alveolaris tidak terlihat pada keadaan tidak bergigi. Tulang dari prosessus alveolaris tidak berbeda dengan tulang pada bagian tubuh lainnya. Tulang ini mempunyai bidang fasial dan lingual dari tulang kompakta yang dipisahkan oleh trabekulasi konselus. Tulang konselus ini terkonsentrasi disekitar gigi untuk membentuk dinding soket gigi atau lamina kiribosa. Lamina kiribosa terperforasi seperti saringan sehingga sejumlah besar hubungan pembuluh vaskuler dan saraf dapat terbentuk diantara ligamentum periodontal dan ruang trabekula. Plat kiribosa terdiri dari lamina tipis tulang kompakta yang mengelilingi peripheral akar ke ligamentum periodontal. (Manson JD, Eley BM. 1993)
c.       Sementum
Sementum adalah jaringan mesenkim yang terkalsifikasi dan menutupi seluruh permukaan akar anatomis. Ada dua bentuk utama sementum akar yaitu aselluler (primer) dan selluler (sekunder). Keduanya terdiri dari matriks interfibriliar yang terkalsifikasi dari serat-serat kolagen.Sementum primer yang pertama di bentuk dan kira-kira menutupi 2/3 servikal dari akar, tidak mengandung sel-sel dan karenanya disebut aselluler.Sementum ini di bentuk sebelum gigi mencapai dataran oklusal. Sementum yang dibentuk setelah gigi mencapai dataran oklusal lebih teratur dan biasanya mengandung sel-sel dalam ruang tersendiri (lakuna) yang berhubungan dan saling sambung-menyambung sistem anatomosis kanalikulus. Sementum ini disebut sementum selular atau sementum sekunder (Manson JD, Eley BM. 1993).
d.      Ligamentum Periodontal
Ligamen Periodontal merupakan jaringan ikat serabut kolagen yang mengelilingi akar gigi dan melekat pada prosesus alveolar. Ligamen periodontal tidak hanya menghubungkan gigi ke tulang rahang tetapi juga menopang gigi pada soketnya dan menyerap beban yang mengenai gigi. Beban selama mastikasi, menelan dan berbicara sangat besar variasinya, juga frekuensi, durasi dan arahnya. Struktur ligamen biasanya menyerap beban tersebut secara efektif dan meneruskannya ketulang pendukung (Carranza FA, etc. 2006).
Ketebalan ligamentum bervariasi dari 0,1-0,3 mm. Yang terlebar pada mulut soket dan apeks gigi, dan tersempit pada aksis rotasi gigi, yang terletak sedikit ke apikal dari pertengahan akar. Ligamen periodontal terdiri dan serabut kolagen dengan diameter sekitar 5mm yang tersusun secara teratur pada matriks substansi dasar yang dilewati pembuluh darah dan saraf. Bundel serabut yang berinsersi pada salah satu ujungnya disementum dan ujung lainnya pada dinding soket sebagai serabut sharpey (Manson JD, Eley BM, 1993).

2.      Community Periodontal Indeks Treatment Needs (CPITN)
CPITN diperkenalkan pada tahun 1983 selain untuk mengetahui jenis kelainan periodontal yang terjadi di masyarakat, sekaligus menetapkan macam perawatan yang diperlukan.Macam perawatan yang diperlukan disesuaikan dengan derajat skornya yang mencakup promosi, pembersihan karang gigi yang merupakan tindakan preventif, tindakan kuratif sederhana dan kompleks serta tindakan rehabilitatif untuk mengembalikan fungsi kunyah (Manson JD, Eley BM, 1993).



Prinsip kerja CPITN menurut Katz J, dkk. (2000) ada beberapa hal yaitu:
a)      Menggunakan sonde khusus yang disebut WHO Periodontal Examining Probe
Untuk mengetahui kondisi jaringan periodontal, dipergunakan sonde khusus (periodontal probe) yang ujung sondenya merupakan sebuah bola kecil berdiameter 0,5 mm. Area yang berwarna (sebagai skala) berada pada daerah 3,5 sampai 5,5 mm.
Gigi indeks di raba dengan sonde untuk mengetahui adanya :
1)        Perdarahan
2)        Karang gigi
3)        Kedalaman poket antara 4-5 mm dan 6 mm atau lebih
4)        Penilaian (skor) untuk tingkat kondisi jaringan periodontal.
5)        Menentukan relasi skor tertinggi untuk kategori
b)      Terdapat sextan yang meliputi 6 sextan
Untuk memperoleh penilaian CPITN dipergunakan sextan yang meliputi enam region, yaitu:
1)        Sextan 1 : gigi 4, 5, 6, 7 ka RA
2)        Sextan 2 : gigi 1, 2, 3 ki/ka RA
3)        Sextan 3 : gigi 4, 5, 6, 7 ki RA
4)        Sextan 4 : gigi 4, 5, 6, 7 ka RB
5)        Sextan 5 : gigi 1, 2, 3 ka/ki RB
6)        Sextan 6 : gigi 4, 5, 6, 7 ki RB
Suatu sextan dapat diperiksa bila sextan tersebut terdapat paling sedikit2 gigi dan tidak merupakan indikasi untuk pencabutan. Jika disextan hanya ada satu gigi saja, gigi tersebut dimasukkan ke sextan disebelahnya.Dengan demikian sextan dengan 1 gigi tidak diberi skor/nilai.Penilaian untuk satu sextan adalah keadaan yang terparah/skor nilai paling tinggi.



c)      Terdapat gigi indeks
Untuk mendapatkan penilaian keadaan jaringan periodontal, tidak semua gigi yang diperiksa.Melainkan hanya beberapa gigi saja yang disebut gigi indeks (Prayitno,S. Wuryan. 1992)
Tabel 2.1. Gigi indeks yang harus diperiksa berdasarkan kelompok umur 19 tahun keatas

17, 16
11
26, 27
47, 46
31
36, 37

Untuk anak usia muda 19 tahun ke bawah

16
11
26
46
31
36
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan:
1)        Jika salah satu gigi Molar dari gigi indeks tidak ada, tidak perlu dilakukan penggantian gigi tersebut
2)        Jika dalam sextan tidak terdapat gigi indeks, semua gigi yang ada dalam sextan tersebut diperiksa dan dinilai. Diambil yang mempunyai keadaan yang terparah yang mempunyai skor tertinggi yang terdapat di sextan tersebut.
3)        Untuk anak muda usia 19 tahun dan ke bawah, tidak perlu dilakukan pemeriksaan gigi molar kedua. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya false pocket
4)        Untuk anak muda usia 15 tahun dan ke bawah, pencatat hanya dilakukan bila ada perdarahan dan karang gigi saja, tidak poket.
5)        Bila tidak ada gigi indeks/gigi pengganti diberi tanda X.

d)     Terdapat nilai (skor) untuk berbagai tingkatan kondisi jaringan periodontal
Skor CPITN tertinggi di setiap sextan setelah pemeriksaan dari empat sisi (labial, lingual/palatal, mesial dan distal) dipakai sebagai nilai dari tiap sextan. Nilai rata-rata tiap subjek dikalkulasikan (Maduakor S., dkk. 2000)

Untuk penilaian dapat digunakan tabel sebagai berikut ini :
Tabel 2.2. Penilaian untuk kondisi jaringan periodontal

Nilai
Kondisi jaringan periodontal

0

Tidak terdapat pendarahan
Tidak terdapat kalkulus
Tidak poket patologis
1
Pendarahan pada probing
Tidak terdapat kalkulus
Tidak terdapat poket patologis
2

Terdapat kalkulus (sub atau supragingiva) dengan atau tanpa perdarahan
Tidak terdapat poket patologis

3

Poket patologis sedalam 4-5 mm dengan
atau tanpa kalkulus atau pendarahan
4

Poket patologis sedalam 6 mm atau lebih dengan atau tanpa kalkulus dan pendarahan

Sumber : Maduakor dkk.2000
3.      Gigi Berjejal
Gigi berjejal adalah kurang tersedianya ruang untuk gigi sehingga dapat mengakibatkan gigi berjejal yang mengakibatkan gigi permanen tidak dapat tumbuh dan masuk dengan benar (Reiman, Michael P. 2016). Susunan gigi yang berjejal-jejal jarang terjadi pada gigi-geligi susu. Susunan semacam ini lebih sering terlihat pada gigi-gigi tetap, dimana hal ini biasa ditemukan pada lebih dari 60% populasi dewasa di Inggris (Foster TD, 1997)

(Andlaw, R.J. Rock,W.P, 1992).
Gambar 2.2 Crowdid Incisivus

a.         Derajat crowding
Besar dan kecepatan pergeseran berhubungan langsung dengan derajat crowding pada lengkung gigi. Pada lengkung yang tidak berjejal mungkin terdapat pergerakan atau tidak ada pergerakan sama sekali, tetapi pada lengkung yang berjejal-jejal, gigi-gigi sekitarnya dengan cepat bergerak ke arah ruang yang terjadi akibat pencabutan gigi. Crowding bisa dibagi tiga macam yaitu crowding ringan, crowding berat, crowding parah. (Andlaw, R.J. Rock,W.P, 1992).

(Jefery. H. Ahlin, 2003)
Gambar 2.3 Crowdid Anterior


b.    Penyebab Gigi Berjejal menurut (Rachman, 2006).
1)        Gigi sulung tanggal sebelum waktunya (premature loss)
Gigi sulung akan goyang akibat tekanan dari gigi tetap dan lama kelamaan akan tanggal sesuai dengan waktu pergantiannya. Proses ini berlangsung normal secara fisiologis. Tetapi ada gigi sulung yang tanggal sebelum waktunya karena beberapa hal, misalnya karena karies gigi atau trauma (benturan/jatuh). Hal ini menyebabkan gigi tetapnya kehilangan arah/petunjuk untuk tumbuh dan terjadi penyempitan ruangan. Akibatnya gigi tetap akan tumbuh diluar lengkung  rahang.
2)        Gigi yang tidak tumbuh/tidak ada (missing teeth)
Gigi geligi yang biasa tidak tumbuh pada rahang atas adalah gigi incisivus pertama dan kedua, premolar kedua dan molar ketiga. Apabila seseorang mengalami kelainan ini, maka pada lengkung rahang dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak celah antara gigi/diastema.
3)        Ukuran gigi dan rahang yang tidak proporsional
Biasanya dikaitkan dengan perkawinan antar suku. Bisa terjadi giginya berukuran besar-besar namun ukuran rahangnya kecil.

4.      Gigi Normal
Gigi normal adalah gigi yang ada dalam keadaan sehat. Jumlah gigi orang dewasa dan anak-anak berbeda. Gigi orang dewasa 32 disebut sebagai gigi tetap, sedangkan gigi pada anak-anak disebut sebagai gigi susu jumlahnya terdiri dari 20 buah. Gigi seri, jumlahnya ada 8 buah. Letaknya di tengah deretan gigi yang terdiri dari 4 buah gigi depan pada rahang bawah dan atas. Gigi Geraham, jumlahnya 8 buah. Letaknya di mulut bagian belakang, yang berfungsi sebagai pengunyah atau penggiling makanan sampai lembut. Gigi taring, jumlahnya ada 4 buah, terletak di sebelah gigi seri dan mempunyai fungsi sebagai perobek makanan. Gigi premalor, berjumlah 8 terletak di antara gigi taring dan geraham.Gigi bungsu atau geraham bungsu, berjumlah 4 buah gigi ini akan tumbuh pada usia 18 tahun.